Sabtu, 14 Januari 2012

ETNOSENTRIS, PRASANGKA, DAN DISKRIMINASI

Etnosentrisme

           Etnosentrisme secara formal didefinisikan sebagai pandangan bahwa kelompok sendiri adalah pusat segalanya dan kelompok lain akan selalu dibandingkan dan dinilai sesuai dengan standar kelmok sendiri. Etnosentrisme membuat kebudayaan diri sebagai patokan dalam mengukur baik buruknya, atau tinggi rendahnya dan benar atau ganjilnya kebudayaan lain dalam proporsi kemiripannya dengan kebudayaan sendiri, adanya. kesetiakawanan yang kuat dan tanpa kritik pada kelompok etnis atau bangsa sendiri disertai dengan prasangka terhadap kelompok etnis dan bangsa yang lain.

           Orang-orang yang berkepribadian etnosentris cenderung berasal dari kelompok masyarakat yang mempunyai banyak keterbatasan baik dalam pengetahuan, pengalaman, maupun komunikasi, sehingga sangat mudah terprofokasi. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih berada pada berbagai keterbatasan tersebut.

 
 
          Konflik (pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Dasar konflik berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar yang merupakan cirri-ciri dari situasi konflik yaitu :
Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat di dalam konflik
Unti-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan
Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi paa lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai kepaa lingkungan yang luas yaitu masyarakat.
Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan, ketidakpastian, atau emosi-emosi dan dorongan yang antagonistic didalam diri seseorang
Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
para taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai an norma-norma kelompok yang bersangkutan berbeda.Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang aa dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
 Prasangka

 
Prasangka adalah predisposisi untuk memberikan penilaian yang diskriminatif terhadap pribadi atau kelompok tertentu. Menurut analisis transaksional, hal ini terjadi karena cara hidup yang kita peroleh dari pengalaman sejak kecil atau masa lalu menjadikan kita tidak dapat melihat keadaan sebenarnya dengan jelas.

Kita mempunyai harapan-harapan tertentu tentang orang lain –seringkali harapan yang bersifat negatif--, karena perbedaan jenis kelamin, suku bangsa, agama atau perbedaan kelompok. Harapan-harapan demikian seringkali tidak diajarkan terus terang pada kita, tetapi diangkat dari pengamatan kita terhadap prasangka mereka yang berpengaruh pada masa kecil kita.

 Prasangka ini sebagian bear sifatnya apriori, mendahului pengalaman sendiri (tidak berdasarkan pengalaman sendiri), karena merupakan hasil peniruan atau pengoperan langsung pola orang lain. Prasangka bisa diartikan suatu sikap yang telampau tergesa-gesa, berdasarkan generalisasi yang terlampau cepat, sifat berat sebelah, dan dibarengi proses simplifikasi (terlalu menyederhanakan) terhadap sesuatu realita. Dalam kehidupan sehari-hari prasangka ini banyak dimuati emosi-emosi atau unsure efektif yang kuat.

Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan yang lain.

             Ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliran politik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi
Diskriminasi langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama.
Diskriminasi tidak langsung, terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat diterapkan di lapangan.

Contoh  Diskriminasi yang berkaitan dengan arsitektur :
Kasus diskriminasi uskup gereja ortodoks tolak pembangunan mesjid di athena


Diskriminasi, Uskup Gereja Ortodoks Tolak Rencana Pembangunan Masjid di Athena
            Uskup Ortodoks Metropolitan Pireaus, Seraphim mengajukan banding ke Dewan Negara guna menarik izin pembangunan Masjid di ibukota, Athena. Alasan pengajuan banding tersebut dikarenakan perizinan pembangunan merupakan simbol anti-Kristen.
            Seperti dikutip Todayszaman.com, Jumat (30/12), izin pembangunan masjid sudah disetujui setelah rancangan Undang-undang (RUU) disahk oleh parlemen Yunani. Namun, realisasi pembangunan masjid tidak dilakukan. Padahal UU itu menyebutkan bangunan tua di wilayah Votainikos, Athena akan dialihfungsikan menjadi masjid.
            Sebelum izin pembangunan Masjid dikabulkan, ribuan umat Islam yang merupakan imigran negara-negara Arab, Afrika dan Asia Selatan tidak memiliki tempat ibadah yang layak dan ruang untuk pemakaman. Mereka telah mengajukan permohonan izin, namun tidak direspon oleh pemerintah Yunani.
            Sebagai solusi, mereka menyewa sebuah flat dan gudang yang tidak terpakai sebagai sarana ibadah. Namun naas, mereka justru mendapatkan tekanan sekelompok masyarakat Yunani yang anti-Islam.
Yunani merupakan negara dengan penduduk mayoritas penganut Kristen Ortodoks. Sementara. perkembangan Islam di Yunani bermula saat negara itu diduduki Turki Ottoman pada abad ke-19.
Semua jejak Islam diberantas oleh pemerintah Athena pada awal abad 19, ketika agama Kristen dipulihkan. Karena itu, tak heran izin pembangunan Masjid selalu berakhir dalam perdebatan birokrasi yang mencampur-adukan agama.
           Sebagai contoh, masjid bersejarah Recep Pasa yang berlokasi di pulau Rodhes, Yunani, dibiarkan menua sehingga akhirnya runtuh. Penyebabnya, dua dari empat pilar utama penopang bangunan roboh.
Arsitek yang bekerja untuk pemerintah kota Rhodes, Kyriakos Magos, mengatakan masjid peninggalan Turki Ustmani itu telah termakan usia. Sebelumnya, sempat ada usaha untuk memperbaiki masjid tersebut, namun urung dilakukan lantaran keterbatasan dana.