Selasa, 31 Maret 2015

konservasi kawasan bersejarah DKI Jakarta

KONSERVASI KAWASAN BERSEJARAH DKI JAKARTA, MUSEUM BAHARI

Sejarah Kawasan Museum Bahari

1.1. Tentang Museum Bahari 
Museum Bahari adalah museum yang menyimpan koleksi yang berhubungan dengan kebaharian dan kenelayanan bangsa Indonesia dari Sabang hingga Merauke yang berlokasi di seberang Pelabuhan Sunda  Kelapa. Museum adalah salah satu dari delapan museum yang berada di bawah pengawasan dari Dinas Kebudayaan Permuseuman Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Museum Bahari adalah museum yang menampilkan koleksi benda-benda yang berhubungan dengan kebaharian dan kenelayanan bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Museum bersejarah ini berdiri di seberang Pelabuhan Sunda Kelapa, Tepatnya di jalan Pasar Ikan Jakarta Utara, menghadap ke Teluk Jakarta.
File:Abandon sampan.jpg
Museum Bahari, Indonesia



1.2. Sejarah Kawasan Museum Bahari
Pada masa pendudukan Belanda bangunan ini dulunya adalah gudang yang berfungsi untuk menyimpan, memilih dan mengepak hasil bumi, seperti rempah-rempah yang merupakan komoditi utama VOC yang sangat laris di pasaranEropa. Bangunan yang berdiri persis di samping muara Ciliwung ini memiliki dua sisi, sisi barat dikenal dengan sebutan Westzijdsche Pakhuizen atau Gudang Barat (dibangun secara bertahap mulai tahun 1652-1771) dan sisi timur, disebut Oostzijdsche Pakhuizen atau Gudang Timur. Gudang barat terdiri dari empat unit bangunan, dan tiga unit di antaranya yang sekarang digunakan sebagai Museum Bahari. Gedung ini awalnya digunakan untuk menyimpan barang dagangan utama VOC di Nusantara, yaitu rempah, kopi, teh, tembaga, timah, dan tekstil.

Berkas:Panoramasyahbandar hariadhi.jpg
gambar panorama Museum Bahari
Pada masa pendudukan Jepang, gedung-gedung ini dipakai sebagai tempat menyimpan barang logistik tentara Jepang. Setelah Indonesia Merdeka, bangunan ini dipakai oleh PLN dan PTT untuk gudang. Tahun 1976, bangunan cagar budaya ini dipugar kembali, dan kemudian pada 7 Juli 1977 diresmikan Bangunan berlantai tiga diresmikan menjadi Museum Bahari pada 7 Pada masa pendudukan Belanda bangunan ini dulunya adalah gudang Pada masa pendudukan Jepang, gedung-gedung ini dipakai sebagai Museum Bahari. 
1.3. Koleksi
Museum ini berlokasi di Jalan Pasar Ikan No. 1 Sunda Kelapa, Jakarta Utara . Jam kunjung museum adalah 09.00 - 15.00 WIB, dari Selasa hingga Minggu. Pada hari libur sekolah, museum tetap dibuka.
Koleksi-koleksi yang disimpan terdiri atas berbagai jenis perahu tradisional dengan aneka bentuk, gaya dan ragam hias, hingga kapal zaman VOC. Selain itu ada pula berbagai model dan miniatur kapal modern dan perlengkapan penunjang kegiatan pelayaran. Juga peralatan yang digunakan oleh pelaut di masa lalu seperti alat navigasi, jangkar, teropong, model mercusuar dan meriam.
interior Museum Bahari


Museum Bahari juga menampilkan koleksi biota laut, data-data jenis dan sebaran ikan di perairan Indonesia dan aneka perlengkapan serta cerita dan lagu tradisional masyarakat nelayan Nusantara. Museum ini juga menampilkan matra TNI AL, koleksikartografi, maket Pulau Onrust, tokoh-tokoh maritim Nusantara serta perjalanan kapal KPM Batavia - Amsterdam.
Berkas:PinisiReplika Hariadhi.jpg
 Replika kapal pinisi, salah satu koleksi Museum Bahari

Usulan Konservasi Kawasan Museum Bahari

Mimpi Pemda DKI Jakarta sejak Gubernur Sutiyoso berkuasa hingga turun panggung, gagal mengusung seputar Museum Bahari menjadi pusat wisata laut terbesar dan mewah. Rencana tersebut sebetulnya menjadi prioritas utama bagi pengembangan wisata bahari di Teluk Jakarta. Bahkan untuk menggolkan mimpi Pemda DKI Jakarta
Saat Museum Bahari telah dijadikan oleh Pemko Jakarta Utara sebagai salah satu tujuan wisata Pesisir. Bila mimpi Pemda DKI Jakarta terealisir, maka diseputar Museum Bahari akan lebih hidup. Rencananya dulu disekitar situ akan dibersihkan kemudian dirombak total. Termasuk pasar dan bangunan keong yang tampak kumuh. Sepanjang daratan di depan Museum Bahari akan digali sehingga menyatu dengan pantai laut Sunda Kelapa. Disitu wisatawan dapat menikmati perahu layar dan menghirup udara malam yang segar. Selain itu bisa menikmati hidangan khas seafood di restoran apung yang letaknya tak jauh dari Museum Bahari.
Museum Bahari di Utara Jakarta mengenaskan. Tak terawat dan dimakan rayap. Padahal, jejak-jejak kejayaan bahari Indonesia terekam di sini. Mungkin keberadaannya benar-benar tak lagi dianggap penting.
PERMASALAHAN :
1. Lokasi Museum Bahari berada di bawah permukaan laut
2. Limpasan air pasang yang kerap menggenangi Museum Bahari
3. Gedung yang terbuat dari kayu terlihat keropos karena kerap terendam
4. Kurangnya minat pengunjung, ditenggarai karena minimnya fasilitas yang disediakan.

SOLUSI :
1. Diperlukan pembuatan drainase internal.
2. Pengadaan pompa penyedot.
3. Dibutuhkan tim ahli dari arkelog, planolog, arsitek budayawan, dan ahli sejarah.
4. Dibuat jalan khusus bagi wisatawan yang memiliki kekurangan fisik
5. Menambah lahan parkir yang ada agar bisa menampung kendaraan besar
6. Beberapa bagian museum juga bakal dipoles agar tampilannya lebih menarik minat wisatawan.

Usulan Desain untuk Museum Bahari :
1. Diperlukan pembuatan drainase internal dan pengadaan pompa penyedot manakala air pasang tak lagi sanggup diatasi oleh drainase. Sehingga dapat menjadi alternatif tercepat pada saat air pasang masuk ke dalam bangunan.
drainase untuk air hujan


2. Dibuat jalan khusus bagi wisatawan yang memiliki kekurangan fisik dan perbaikan hampir diseluruh penghubung sirkulasi (tangga/ram).
tangga pada Museum Bahari

Keadaan tangga pada museum bahari berupa tangga kayu yang sudah mulai lapuk dimakan usia serta karena air pasang yang masuk ke dalam Museum Bahari. Pada Museum Bahari tidak terdapat ramp atau fasilitas untuk penyandang cacat. Oleh karenanya akan dibuat ram atau lift sebagai fasilitas para disable.
ramp untuk penyandang cacat
lift untuk pengunjung

3. Menambah lahan parkir yang ada agar bisa menampung kendaraan lebih banyak juga kendaraan besar seperti bus pariwisata serta pengadaan parkir sepeda. Karena banyak juga pengunjung yang menggunakan sepeda ontel sewaan dari Kota Tua yang dipakai untuk mengunjungi museum-museum ataupun bangunan colonial jaman Belanda lainnnya menggunakan sepeda ontel.
contoh parkir yang luas
usulan parkir sepeda ontel
4. Memaksimalkan fungsi ruang yang tidak berfungsi atau kurang berfungsi.

ruang yang tidak berfungsi pada lantai paling atas Museum Bahari
ruang yang tidak berfungsi pada lantai paling bawah Museum Bahari
Ruangan yang tidak berfungsi maupun yang kurang berfungsi atau hanya menjadi ruang sirkulasi/penghubung dapat dijadikan hall ataupun ruang bersama. Pada ruangan ini dapat juga dijadikan area duduk ataupun ruang pamer/pengenalan bangunan.
usulan estetis pada foyer
5. Pemberian taman dalam/plaza/area berkumpul outdoor pada area diantara bangunan
Taman antar bangunan Museum Bahari
ruang terbuka yang kurang berfungsi diantara bangunan Museum Bahari
Gambar-gambar diatas merupakan area terbuka yang berada diantara bangunan. Pada area ini akan dijadikan plaza atau taman dalam sebagai ruang berkumpul, duduk-duduk ataupun bersantai, yang nyaman bagi pengunjung.

usulan design untuk plaza

6. Merenovasi ruang tata pamer menjadi lebih modern, informatif dan menggunakan teknologi yang terbaru.


tata pameran Museum Bahari
Ruang tata pamer Museum Bahari dengan pola display yang kurang menarik dan kurang informatif akan dibuat lebih indah lagi dan lebih menarik pengunjung. Lalu ditambahkan ruang pameran yang bergaya modern ataupun futureristik yang lebih informatif, modern dan menggunakan teknologi terbaru. Dengan kesan tersebut bangunan ini tetap mempertahankan unsur kolonialnya.
usulan tata pameran untuk Museum Bahari
7. Penataan ruang theater Museum Bahari.
Ruang Theater didesain lebih modern walaupun berada di dalam bangunan bergaya kolonial. Pencampuran dua gaya yang akan membuat unik bangunan dan terkesan lebih indah dan harmonis.
usulan penataan hall theater Museum Bahari
usulan untuk toko souvenir
8. Penataan Café dan Toko Souvenir
Dengan adanya café maka pengunjung yang dating tidak susah mencari tempat makan atau minum. Dan dengan adanya toko souvenir maka pengunjung dapat membawa pulang oleh2 khas Museum Bahari.

usulan untuk cafetaria

9. Pemberian vegetasi dan entrance yang nyaman bagi pengunjung.
usulan pemberian vegetasi sebagai peneduh yang nyaman bagi pengunjung
source :
 :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar